Top 10 most costly areas for ACA health insurance plans Anyone buying health insurance inside a Colorado resort town may feel as if closing the laptop and schussing the slopes to ease frustration. These areas were just named the foremost expensive for medical coverage beneath the Affordable Care Act (ACA ). Let Insurance. com assist you find affordable health insurance now. Kaiser Health News — which says its findings are depending on recent data coming from the Kaiser Family Foundation, the federal HealthCare. gov website and state exchanges — gives Colorado’s Eagle, Garfield and Pitkin counties (including Aspen and Vail ski getaways ) the very best premiums, at $483 a month. Rural regions of Georgia, Mississippi and Nevada aren‘t far behind, as is really a Connecticut suburb of New York City, all Alaska and the majority of Wyoming. The premiums are driven by lowest price ” silver ” plan, and that is mid-level coverage that almost all consumers are buying with the exchanges. Here will be the 10 most costly areas, depending on monthly premiums, consistent with Kaiser Health News : $483 — Colorado mountain resorts (Eagle, Garfield and Pitkin counties). Also, premiums in Colorado’s Summit County are $462. $461 — Southwest Georgia (Baker, Calhoun, Clay, Crisp, Dougherty, Lee, Mitchell, Randolph, Schley, Sumter, Terrell and Worth counties). $456 — Rural Nevada (Esmeralda, Eureka, Humboldt, Lander, Lincoln, Elko, Mineral, Pershing, White Pine and Churchill counties). $445 — Western Wisconsin (Pierce, Polk and St. Croix counties). $423 — Southern Georgia (Ben Hill, Berrien, Brooks, Clinch, Colquitt, Cook, Decatur, Early, Echols, Grady, Irwin, Lanier, Lowndes, Miller, Seminole, Thomas, Tift and Turner counties). $405 — Most of Wyoming, but excluding Natrona and Laramie counties. $399 — Southeast Mississippi (George, Harrison, Jackson and Stone counties). Also, the lowest price plan in Hancock County is $447. $395 — All of Vermont. $383 — Southwest Connecticut (Fairfield County). $381 — All of Alaska. The Kaiser report says the lofty premiums in Colorado could be blamed on high costs for medical care in those areas. In other pricey regions, insurers can inquire about more income because there‘s a limited quantity of hospitals and specialists open to patients. ” High individual insurance rates also reflect the extra costs that come when locals are likely to have poor health and where large numbers of individuals lack employer-sponsored insurance, leaving providers with increased charity cases and lower-reimbursed Medicare patients, ” based on the report. Health insurance options beyond the health insurance exchanges The ACA requires the uninsured have coverage from the March 31 deadline or face a penalty. The fine in 2014 is $95 or 1 percent in an individual’s taxable income, whichever is higher. The penalty climbs to $325 in 2015 and $695 by 2016. Subsidies can be found to assist shoulder costs for people who qualify. Consumers are eligible for any tax credit in the event that they earn as much as 400 percent from the federal poverty level — that is $94, 200 for any family of four in 2013. The tax credits aren‘t available for health insurance purchased outside the exchanges. You are able to shop for insurance with the government-run exchange with your state, but additional options : • Can you get it at work? Most employer-sponsored plans meet minimum standards set from the feds ; your boss should have notified you of the by Oct. 1. Bear in mind, though, that almost all employer-based plans have open enrollment in the autumn. Your workplace can provide you with the specific details, including deadlines. • Does an employer’s plan cover spouses or dependents? Most work-based health plans extend benefits to spouses, albeit they are not legally needed to. Again, check along with your employer. Also, anyone under 26 can remain on the parent’s medical plan, even if they should already get access to health insurance elsewhere, do not live with these or are married. • Do you qualify for a government health insurance plan? The ACA says you are covered when you have Medicare or Medicaid ; your children are covered in the event that they receive benefits beneath the Children’s Health Insurance Program. Medicare is typically eligible to anyone 65 or older, possess a disability or end-stage renal disease. Have the ear of a seven-month period (starting three months before your 65th birthday ) to join Medicare in the government’s Medicare. gov site. In case you do not check in then, you are able to enroll from Jan. 1 to March 31 of each and every year. Medicaid eligibility, which is expanded beneath the ACA, is founded on income and family size. Can you qualify? You are able to fill out a credit card applicatoin at the state’s health insurance exchange to see. You may also find out if your children could be covered with the Children’s Health Insurance Program. • Go directly to a health insurer Some companies that provide medical coverage — – including United Healthcare, Humana, Aetna, Cigna and Coventry — are not participating at many of the exchanges. But, in fact, they are still selling health insurance. You will get relevant information by checking out their websites, speaking with their representatives or dealing with an insurance agent. These companies may provide a bigger sort of plans compared to the exchanges, which offer more standardized coverage.

Hadiah Rp200 Juta untuk Pelapor Korupsi

 
Korupsi merupakan kejahatan luar biasa sehingga upaya untuk memberantasnya pun memerlukan cara-cara yang luar biasa. Keterlibatan masyarakat salah satu faktor penting dan sangat dibutuhkan oleh aparat penegak hukum. Informasi dari masyarakat bisa membantu aparat dalam membongkar kejahatan koruptor yang tak jarang menjalankan aksinya dengan rapi dan sulit terendus.

Pemerintah baru saja menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43/2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Melalui PP ini pemerintah menjanjikan imbalan uang tunai kepada masyarakat yang bersedia melaporkan kejadian korupsi yang diketahuinya.
Besaran premi dan pihak mana yang akan membayar saat ada laporan yang masuk sudah diatur. Untuk korupsi, pelapor bisa mendapatkan premi 2 permil dari kerugian negara yang dapat dikembalikan ke kas negara, dengan maksimal senilai Rp200 juta. Untuk kasus suap, premi juga sama yakni 2 permil, namun maksimalnya hanya Rp10 juta.

Siapa yang akan membayar premi tersebut? Masing-masing instansi dimana pelapor itu menyampaikan laporannya. Pembayaran premi untuk pelapor dilakukan setelah kerugian negara yang berhasil diselamatkan masuk ke rekening negara.

Dalam kondisi negara yang sudah darurat korupsi, maka langkah pemerintah membuat aturan ini perlu didukung. Kita tahu di tengah gencarnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian dan Kejaksaan Agung memerangi korupsi, namun praktik kejahatan ini seolah tidak menurun.
Seolah tidak timbul efek jera meski banyak di antara pelaku yang dihukum berat, dimiskinkan, dan hak politiknya dicabut. Kita seperti tidak terkejut lagi ketika menyaksikan oknum pejabat, terutama gubernur, bupati dan wali kota terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK. Korupsi terlanjur menjadi pemandangan biasa.

Komentar pro dan kontra bermunculan merespons keputusan pemerintah menerbitkan PP Nomor 43/2018 yang merupakan hasil perubahan atas PP Nomor 71/2000. Pihak yang pro menyebut PP ini wujud penghargaan pemerintah kepada masyarakat yang bersedia terlibat dalam perang melawan korupsi.
Namun, ada pula nada sumbang yang menyebut bahwa pemberian imbalan materiil justru akan mengurangi kemurnian perjuangan masyarakat dalam melawan korupsi. Selain itu, PP ini dinilai pula akan membebani keuangan negara karena negara diwajibkan membayar premi atas laporan warga.

Dalam kondisi keuangan negara yang sedang sulit seperti sekatang ini tidak seharusnya kebijakan seperti ini dibuat. Bahkan, ada yang menyebut PP ini bernuansa kampanye untuk kepentingan petahana Joko Widodo dalam mendulang dukungan di Pemilihan Presiden 2019.

Terlepas dari pro dan kontra, jika dicermati, salah satu poin penting lain dalam PP ini adalah mengenai kepastian ditindaklanjutinya laporan warga. pada PP yang baru ini ada penguatan pada peran pelapor. Misalnya, jika dulu laporan warga tidak memiliki kepastian soal tindak lanjutnya, maka dalam PP baru ini diatur durasi waktunya yakni maksimal 30 hari.
Dalam kurun waktu aparat hukum wajib melakukan pemeriksaan administratif dan substantif atas laporan yang diterima. Ini poin penting karena akan memberikan kepastian bagi pelapor. Namun pada pasal ini pula terdapat celah, yakni potensi “main mata” antara pelapor dengan pihak yang dilaporkan. Waktu 30 hari tergolong sehingga bisa saja digunakan untuk melakukan negosiasi atau deal-deal tertentu.

Hal penting lain yang menjadi perhatian adalah keamanan dan keselamatan pelapor. Memang telah diatur bahwa pelapor mendapatkan perlindungan, baik fisik maupun hukum, yang dilakukan penegak hukum bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Namun, antusiasme masyarakat yang tinggi untuk melapor karena faktor adanya hadiah jangan sampai mengendorkan aspek perlindungan ini. Jangan karena pelapor akan mendapatkan bayaran lantas aspek keselamatannya diabaikan.
Terbitnya PP ini diharapkan akan menimbulkan antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam memerangi kejahatan korupsi. Aturan ini diharapkan bisa diimplementasikan dengan baik sehingga hasil yang ingin dicapai terwujud.

Peringatan ini penting karena selama ini ada kesan bahwa aturan atau produk undang-undang yang dibuat pemerintah sebenarnya sudah bagus, namun terkadang lemah ditataran implementasinya. Tentu saja ini jangan sampai terjadi. PP Nomor 43/2018 ini diharapkan efektif sebagai bagian dari ikhtiar bangsa ini untuk memerangi korupsi sebagai kejahatan luar biasa.

SUMBER
Close Klik 2x
Selamat Datang