Para pengungsi yang menyelamatkan diri setelah tsunami dan gempaberkekuatan 7,4 skala Richter mengguncang Donggala dan Palu terpaksa tidur di ruas-ruas jalan di lereng bukit dalam kelaparan.Seorang pewarta Antara di Palu, Rolex Malaha, menyaksikan langsung peristiwa tersebut ketika mengungsi di lereng perbukitan sebelah timur Kota Palu."Saya bersama istri, anak dan cucu saat terjadi gempa yang kedua kalinya langsung segera mengungsi ke tempat ketinggian di Kelurahan Karatuna, Kota Palu bagian timur," ujar Rolex kepada Antara.
Melanjutkan kisahnya, Rolex berkata, "Saat itu banyak warga dalam kondisi kepanikan berusaha lari ke tempat ketinggian dan semalam tidur di halaman rumah warga dan jalan di lereng-lereng bukit."Saat baru tiba di lereng bukit itu, ia melihat banyak orang tidur dalam keadaan belum makan karena tidak ada pasokan pangan.Di sepanjang jalan memang terlihat banyak warung. Namun, bahan makanan sudah habis terjual.
"Saya juga melihat beberapa bangunan roboh, seperti swalayan Alfamidi di Jalan Garuda, pesantren, dan mal. Begitu juga jalan raya rusak karena retak-retak dan terbelah akibat gempa," ujarnya.Rolex menuturkan bahwa kini sudah ada bantuan dari Badan SAR Nasional, yaitu berupa tenda-tenda pengungisan, tapi tak cukup untuk menampung ribuan warga.Ia berharap pemerintah segera mengirimkan bantuan, terutama makanan dan obat-obatan karena warga masih panik dan trauma.
Namun kini, ribuan orang sudah mulai kembali ke rumah untuk melihat kondisi tempat tinggal mereka setelah diterjang gempa dan tsunami.Sementara itu, pemerintah sudah mulai mengerahkan berbagai bantuan yang disalurkan melalui jalur darat.Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, juga sudah bertolak ke Palu dan Donggala untuk berkoordinasi langsung dengan pemerintah daerah setempat mengenai penanganan situasi pasca-gempa.
SUMBER
Melanjutkan kisahnya, Rolex berkata, "Saat itu banyak warga dalam kondisi kepanikan berusaha lari ke tempat ketinggian dan semalam tidur di halaman rumah warga dan jalan di lereng-lereng bukit."Saat baru tiba di lereng bukit itu, ia melihat banyak orang tidur dalam keadaan belum makan karena tidak ada pasokan pangan.Di sepanjang jalan memang terlihat banyak warung. Namun, bahan makanan sudah habis terjual.
"Saya juga melihat beberapa bangunan roboh, seperti swalayan Alfamidi di Jalan Garuda, pesantren, dan mal. Begitu juga jalan raya rusak karena retak-retak dan terbelah akibat gempa," ujarnya.Rolex menuturkan bahwa kini sudah ada bantuan dari Badan SAR Nasional, yaitu berupa tenda-tenda pengungisan, tapi tak cukup untuk menampung ribuan warga.Ia berharap pemerintah segera mengirimkan bantuan, terutama makanan dan obat-obatan karena warga masih panik dan trauma.
Namun kini, ribuan orang sudah mulai kembali ke rumah untuk melihat kondisi tempat tinggal mereka setelah diterjang gempa dan tsunami.Sementara itu, pemerintah sudah mulai mengerahkan berbagai bantuan yang disalurkan melalui jalur darat.Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, juga sudah bertolak ke Palu dan Donggala untuk berkoordinasi langsung dengan pemerintah daerah setempat mengenai penanganan situasi pasca-gempa.
SUMBER